Magelang – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, kini mengembangkan produksi kopi. Adapun mesin roaster untuk proses produksi merupakan rancangan para siswa.
Kepala SMK Ma’arif Kota Mungkid, Ngungun Bayu Santoso mengatakan mereka menggunakan merek Mung Kopi untuk hasil produksinya. Selain itu, pihaknya juga memasarkan mesin roaster dengan merek NU Roaster.
“Harapannya kami bisa praktek lebih baik karena ada pemesanan dari masyarakat. Kami sudah pasarkan, baik yang Mung kopi dan NU Roaster,” kata Ngungun kepada wartawan di sela-sela launching gedung pusat keunggulan teknik mesin, NU-Roaster dan Mung Kopi di SMK Ma’arif Kota Mungkid, Magelang, Selasa (21/2/2023).
Menurut Ngungun, pihaknya sudah mulai mengembangkan produksi kopi bubuk sejak November 2021. Sedangkan pengembangan mesin roaster baru dimulai pertengahan tahun lalu.
“Lima anak yang magang di industri, terus bikin mesin roaster. Mesin bikin sendiri dibantu oleh industri. Jadi industri yang punya keilmuannya, teknologinya ditularkan kami, lima anak beserta guru pendamping selama lima bulan,” tuturnya.
“Untuk produk kopi sudah kontinyu, kalau mesin baru pengenalan hari ini. Insyaallah nanti, semoga setelah ini ada yang pesan, otomatis produksinya lebih meningkat,” kata dia.
Meski masih menjadi ajang praktik para siswa, pemasaran hasil produksi bubuk kopi di SMK tersebut sudah cukup bagus. Setiap hari mereka memproses 50 kg green bean untuk diolah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan cukup terkesan dengan hasil produksi SMK di Magelang itu.
“SMK Ma’arif ini cukup serius, bahkan tadi saya melihat dua karya bagus. Satu bekerja sama dengan industri membuat mesin roaster sehingga karya anak-anak jadi konkrit dan bisa dijual, offtakernya ada. Yang kedua, di atas ada part, apa dari industri bahkan kelebihan order, kerjasama dengan SMK lain,” kata Ganjar.
Ganjar juga menceritakan baru-baru ini mendapatkan tamu dari perwakilan sejumlah perusahaan ternama yang sudah bermitra dengan SMK. Bahkan ia ingin mereplikasi pola itu untuk diperbanyak di sekolah-sekolah lain.
“Ini yang musti dikembangkan, tapi harus ada jodohnya. Alhamdulillah di SMK Ma’arif ini sudah ada jodohnya beberapa perusahaan yang bermitra sehingga di antara mereka nanti akan tahu, saling mengisi dan melakukan improvement atau perbaikan-perbaikan. Apa kebutuhan industri lalu bagaimana sekolah menyiapkan siswanya itu dengan baik,” sambung Ganjar.