Exabytes Friends, apakah kamu pernah melihat atau mengunjungi suatu website sekolah? Seiring dengan kemajuan teknologi dan semua mudah dilakukan secara online, institusi sekolah kemudian mulai melakukan perubahan mengikuti jaman, yaitu membuat website sekolah.
Fakta Sekolah Belum Memiliki Website
Namun ternyata ada fakta mengejutkan mengenai website sekolah. Melansir dari lama Tribun Makassar, Prof. Arismunandar selaku Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Makassar menyebutkan bahwa di Indonesia 90% sekolah tidak punya website.
“90 persen sekolah tidak punya website. Ini Infrastruktur dasar di era revolusi industri 4.0,” ungkapnya saat ditemui di Kampus Unismuh Makassar, Sabtu (29/2/2020).
Sekolah yang dimaksud ialah sekolah negeri, di mana keberadaanya lebih banyak dari sekolah swasta dan kerap menjadi pilihan utama masyarakat. Padahal di zaman sekarang, semua hal sudah serba digital sehingga faktor pendidikan dan teknologi pun tidak bisa dipisahkan.
Hal ini dikarenakan sekolah harus selalu melakukan inovasi dalam memanfaatkan teknologi sebagai media dalam meningkatkan mutu dan layanan pendidikan. Website sekolah bisa menjadi sebuah sarana komunikasi antara sekolah dan orang tua murid dalam memberikan informasi penting. Jika sekolah tidak memiliki website dari sekarang, maka sekolah pun akan kehilangan manfaat.
Lebih lanjut, Prof Arismunandar yang juga merupakan Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Kemendikbud itu memaparkan pentingnya memiliki website sekolah di era digital. Beberapa fungsinya antara lain sebagai instrumen informasi kegiatan sekolah, maupun instrumen akuntabilitas publik, kesempatan untuk menjaga branding sekolahnya.
Penyebab Sekolah Belum Memiliki Website
Banyak penyebab mengapa sekolah belum memiliki website. Padahal jika memilikinya akan mendatangkan banyak manfaat baik untuk institusi sekolah, tenaga pendidik, murid hingga masyarakat.
Pengetahuan dan Pemanfaatan IT Yang Masih Rendah
Dalam berita yang sama, Prof Arismunandar juga menyebutkan transformasi pembelajaran berbasis digital masih terbata-bata dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu penyebabnya ialah karena tidak sedikit tenaga pendidik yang memiliki kapasitas pengetahuan IT yang masih rendah.
Lebih lanjut, ia menuturkan, hanya 30 persen tenaga pendidik di Indonesia yang memiliki kapasitas pengetahuan IT yang baik.
Keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Sarana
Dikarenakan minimnya pengetahuan IT di setiap sekolah, hal ini mempengaruhi pemanfaatannya dalam kegiatan sekolah. Namun hal ini bisa terjadi juga dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang menguasai IT sehingga sekolah belum memiliki website.
Selain dari segi sumber daya manusia, keterbatasan sarana juga menjadi penyebab sekolah belum memiliki website hingga saat ini. Beberapa sekolah pun diakui masih memiliki sarana dan budget yang minim untuk membuat website sendiri.
Belum Adanya Kesadaran Bahwa Website Penting
Jika ditelaah lebih lanjut, masih banyak orang belum sadar bahwa website menjadi hal fundamental dalam sekolah. Website masih dianggap kebutuhan sekunder bahkan tersier. Hal ini dikarenakan beberapa orang belum ‘melek’ teknologi informasi seperti yang dibahas di poin pertama.
Dalam era pandemi seperti sekarang dimana sekolah tidak bisa dilakukan tatap muka, kehadiran website bisa menjadi ‘penolong’ untuk banyak orang, baik itu antara murid, guru hingga orang tua. Website bisa menjadi sarana informasi yang dibutuhkan untuk melihat informasi atau pengumuman terbaru yang dikeluarkan sekolah dimana murid maupun orang tua murid pun dapat mengakses dan mendapatkan informasi tersebut lebih mudah dimana saja dan kapan saja.
Website sekolah pun penyambung hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa khususnya untuk orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut di semester baru. Hal ini menjadi kebutuhan bagi orang tua dikarenakan mereka tak perlu lagi mendatangi sekolah di masa pandemi sekarang dan merasa terbantu dengan informasi telah terpapar lengkap dalam website.
Selain itu, website menjadi media yang dapat digunakan untuk menyediakan materi sekolah ketika dibutuhkan terutama saat tidak bisa sekolah tatap muka. Sistem belajar mengajar pun ‘dipaksa’ untuk online dan website bisa menjadi portal dalam memberikan materi pembelajaran murid.
Tambahan, kehadiran website menjadi salah satu sarana untuk promosi atau branding sekolah tersebut. Mulai dari fasilitas sekolah, prestasi, ekstrakurikuler, profil guru hingga murid teladan dan banyak hal yang bisa meningkatkan mutu sekolah tersebut di masyarakat. Jika mulai hari ini belum memiliki website, maka akan kehilangan momentum dan manfaat-manfat.
Kesenjangan Antara Guru Dan Murid
Selain kapasitas pengetahuan tentang IT yang sangat berkaitan dengan pembuatan website sekolah, Prof Arismunandar juga mengungkapkan ada kesenjangan antara guru dan murid.
Kesenjangan yang dimaksud ialah kehidupan murid zaman sekarang berbeda dengan apa yang dialami oleh tenaga pendidik dahulu. Sejak lahir bahkan mereka sudah hidup di era digital dan terus bertransformasi mengikuti perkembangan yang ada.
Salah satu hasil dari lahir dan berkembang di era digital ialah kemampuan berselancar di internet sedari dini. Namun ada baiknya jika murid tetap dibimbing dan diarahkan untuk mengakses hal-hal yang memberi manfaat bagi mereka.
Pengalaman Kegagalan Membuat Website Sekolah
Membuat website sekolah masih dirasa sulit bagi sebagian orang terutama yang tidak memiliki pengetahuan soal IT. Ada yang kemudian mencoba membuat website sekolah sendiri, seperti contohnya cerita dari tim pembuatan website sekolah SDN Harjamukti 04.
Diungkap bahwa tim pembuatan website sekolah menghadapi beberapa kendala diantaranya kesulitan mencari data dan materi untuk diletakkan di website, sulitnya mendesain layout website yang tidak kaku dan tidak berantakan saat launch dan menampilkan data dari database.
Saat sudah pembuatan pun masih mempunyai kendala lain yaitu sistem login yang error, tidak sinkronisasi dengan penyedia web hosting hingga akhirnya mengalami deface karena tidak memberikan keamanan pada website.
Pengalaman tidak menyenangkan seperti ini dapat membuat institusi sekolah kemudian tidak ingin lagi mengulang proses pembuatan website sekolah dari awal.
Anggapan Murid Masih Membutuhkan Kehadiran Guru
Selain menjadi media informasi, website sekolah juga dapat dijadikan portal belajar online atau e-learning, yang kemudian menjadi kegiatan yang mau tidak mau dilakukan karena wabah pandemi Covid-19.
Meski murid sudah terampil dalam berselancar di internet, menurut penelitian terungkap bahwa selain faktor sumber daya manusia dan sarana serta prasarana, murid masih mengandalkan kehadiran guru sebagai penyampai materi yang utama.
Murid masih belum mampu menggunakan media lainnya, misalnya mendownload materi pelajaran dari website dan membaca serta mempelajarinya sendiri. Lebih lanjut diungkap dalam penelitian, saat murid mendownload materi pelajaran dari website yang lambat, tentunya akan membuat mereka frustasi dan malas.
Membuat Website Sekolah Di Daeng Digital Sangat Mudah
Kini tak perlu khawatir, membuat website sekolah sangat mudah karena Daeng Digital siap membantu Anda. , Daeng digital merangkul PANDI (registry domain utama Indonesia) bekerja sama demi mewujudkan digitalisasi bagi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia
Kini Anda bisa membangun website sekolah dengan mudah dan cepat yang dibantu oleh tim profesional Daeng Digital. Hanya dengan harga sangat murah, Anda sudah mendapatkan layanan terlengkap berupa:
- Desain website profesional
- Gratis domain dan Hosting 60 GB
- Pemeliharaan website secara berkala
- Dukungan premium 24 jam