Home / AGAMA ISLAM / Pokok iman (la ilaha illallah)

Pokok iman (la ilaha illallah)

Pokok iman (la ilaha illallah)

  • Seperti batang utama pohon yang semua cabang lain berasal darinya

Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang yang paling besar adalah laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.[HR. Al-Bukhari dan Muslim]

  • Yang tersisa terakhir di akhir zaman

Islam akan terurai seperti terurainya tenunan baju sehingga tidak diketahui lagi apa itu puasa, apa itu shalat dan apa itu sadaqah. Alquran akan hilang dalam satu malam dan tidak ada lagi ada yang tersisa satu ayatpun. Yang tertinggal hanya sekelompok orang-orang sepuh dan tua hanya bisa mengatakan : Kami hanya mendapati bapak-bapak dulu mengucap “la ilaaha illallah”, kamipun ucapkan hal itu. (HR. Ibnu Majah)

  1. Wajib membenarkan karena fitrah manusia

[Al-A’raf : 172] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”

  1. Wajib mengucapkan karena telah sampai dakwah.

[An-Nisa : 165] (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Orang pada hadits Ibnu Majah diatas mengucapkan karena sampai dakwah dari bapak-bapak mereka.

  1. Wajib ridha kepada keimanan dan benci kekafiran yang diketahui. Inilah tingkatan iman paling lemah

Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya (mengingkari), sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Syarat “La ilaha illallah”

Rincian dan tanda pokok iman

  • Membenarkan = tahu, yakin, menerima
  • mengucapkan = jujur
  • ridha = tunduk, ikhlas, cinta

pokok/ syarat keimanan bila tidak dipenuhi akan membatalkan keimanan

 

Tingkatan iman

  • [Al-Maidah : 93] apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh [= islam], kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman [= iman], kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan [= ihsan]. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
  • Tingkatan iman setelah mengetahui kebenaran

Islam  =  takwa (takut)  +  iman (tunduk)  +  amal shaleh

Iman  =  (yakin)              +  takwa (harap)   +  iman (ikhlas)

Ihsan  =  (menerima)    +  takwa (cinta)     +  ihsan/kebaikan

  • Rukun ibadah à takwa = takut, harap, cinta

Takwa inilah yang membawa ke tingkat keimanan semakin tinggi/ mulia

[Al-Hujurat : 13] Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

  • Tingkatan : muslim – shalih – mukmin – mukhlis – shiddiq (menerima al-haq) – muhsin

 

Bagian/ jenis keimanan

  1. Mengenal Allah

Mengenal Allah baik nama-nama-Nya (asma), sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya (rububiyyah) dan hak-hak-Nya (uluhiyyah) berdasarkan apa yang Ia tetapkan (alquran dan assunnah)

  1. Mentauhidkan Allah

Menetapkan Allah dalam segala kekhususan-Nya baik hak, perbuatan, nama dan sifat-Nya serta meniadakan sekutu dalam kekhususan-Nya itu

  1. Ibadah kepada Allah

Menunaikan hak-hak Allah untuk disembah (tujuan) dan ditaati (cara)

 

Pembatal keimanan

  • Urutan jenis dosa dari terkecil hingga terbesar

[Al-A’raf : 33] Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”.

  1. Perbuatan kufur = bagian dosa kemungkaran yang bisa mengkafirkan

Jenis kemungkaran : keji, dosa dan melanggar hak

  1. Syirik = mempersekutukan Allah

[An-Nisa : 48] Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

  1. Dusta atas Allah = berbohong atas Allah setelah tahu

[Al-An’am : 21] Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang yang aniaya tidak akan mendapat keberuntungan

  • ketiga kekufuran diatas memiliki wasilahnya. Wasilah membawa kekufuran. Kekufuran membawa kekafiran bila sampai ridha.
Kekufuran Wasilahnya Wasilahnya wasilah
Perbuatan kufur Dosa besar Syahwat (hawa nafsu)
Syirik Khurafat Syubhat (bodoh)
Dusta atas Allah Bid’ah Syahwat dan syubhat
  • keterangan surat An-Nisa : 48 diatas
  • Dosa syirik tidak diampuni karena melawan fitrah yang diketahuinya
  • Dosa yang diampuni dalam ayat ini adalah yang TIDAK ditaubati di dunia. SEMUA dosa diampuni bila ditaubati di dunia. Karena taubat menafikkan ridha terhadap dosa dimana syarat taubat yaitu :
  1. (iman) menyesal, inilah yang menafikkan ridha terhadap dosa, batas iman
  2. (amal) berhenti dari dosa tersebut
  3. (dakwah) melakukan perbaikan seperti mengembalikan hak
  4. (sabar) berusaha tidak mengulangi dosa itu kembali

“la ilaha illallah” bisa batal karena dosa kekufuran

  • [Al-Baqarah : 275] Orang yang mengulangi (mengambil riba setelah dilarang), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
  • [An-Nisa : 93] Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya.
  • [Al-Baqarah : 81] (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
  • Janganlah kamu sengaja meninggalkan shalat, barang siapa yang benar benar dengan sengaja meninggalkan shalat maka ia telah keluar dari Islam [HR. Ibnu Abi Hatim]

Ranah kekafiran

  • kekafiran terjadi hanya di ranah kekufuran bukan semua dosa, perbuatan kufur pun mengkafirkan walau tidak menentang kebenarannya
  • namun apabila menentang kebenaran yang telah jelas dari Allah tentang hal sekecil apapun, maka ia kafir tapi bukan karena hal itu namun karena menentang kebenaran yang telah jelas termasuk dusta atas Allah

Perbedaan tahu, tunduk dan amal

  • tahu artinya tahu kebenaran itu dari Allah, lawannya bodoh
  • tunduk adalah berserah diri kepada kebenaran tersebut karena takut kepada Allah, ditandai dengan penyesalan bila melanggarnya, lawannya menolak
  • amal adalah menjalankan kebenaran karena adanya mujahadah (terutama menjalankan perintah) dan sabar (terutama menjauhi larangan), lawannya meninggalkan/ melanggar, akibat malas atau kurang sabar
  • meninggalkan amal semata-mata karena malas atau melanggar larangan karena kurang sabar tidak serta merta keluar dari ketundukkan

Batas kekafiran = tunduk kepada Allah

  • bukan perbuatan kufur yang mengkafirkan tapi ridha pada kekufuran yang berarti tidak tunduk kepada Allah (menolak kebenaran dari Allah)
  • selemah-lemah iman yaitu mengingkari di hati/ benci/ tidak ridha pada kemungkaran dan takut/ menyesal bila melakukan, inilah tanda ketundukan
  • cinta (ridha keimanan dan benci kekafiran) syarat syahadat, bila tidak ada berarti batal
  • yang tidak berbuat kufur tapi ridha (tidak mengingkari) kekafiran termasuk kafir
  • tidak tunduk berarti keluar dari tingkatan iman paling rendah yaitu tunduk (muslim)
  • intinya : batal kata “ilah” (yang disembah dan ditaati) pada kalimat “la ilaha illallah” sehingga batal kalimat tersebut

Bukan hanya takut kepada Allah tanpa ketundukan tapi takut melanggar Allah

  • iblis, syaitan dan semua makhluk pun takut kepada Allah tapi belum tentu tunduk/ takut melanggar Allah sebagai “Ilah” (yang disembah dan ditaati)

[Al-Hasyr : 16] (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”.

Batas kekafiran tunduk BUKAN tahu

  • tahu belum bagian dari keimanan, justru ujian keimanan.
  • tahu kesalahan belum masuk keimanan sebelum mengingkari (tahu dan menolak) atau ditandai dengan penyesalan bila melakukan

Penyebab hilangnya ketundukkan

  • menolak kebenaran/ berbuat dosa akan mengikis keimanan
  • apabila terus menerus iman akan habis dan hati menjadi keras/ tertutup
  • jika hati tertutup hilanglah rasa takut, tunduk dan penyesalan dan terbiasa dengan dosa
  • [Al-Hadid : 16] Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka (menunda-nunda) lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
  • [Al-Baqarah : 81] (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
  • Kufur secara bahasa adalah “menutupi”, sehingga bila dikerjakan terus-menerus akan menutup total hati dari keimanan

Jenis pemahaman tentang batas iman-kafir

  • tahu =  murji’ah (menggampangkan agama)
  • tunduk =  ahlus sunnah wal jama’ah (yang benar)
  • amal =  khawarij (berlebihan dalam agama)

kedudukan tulisan batas keimanan ini

  • tulisan ini hanya membahas hakikat kekafiran
  • tulisan ini tidak membahas pengkafiran/ penetapan kafir diantara manusia serta konsekuensinya yang punya tuntunan syariat yang jelas
  • tidak boleh mengkafirkan sebatas tahu hakikat kekafiran !

About Daeng SwaraPendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Pengaruh maksiat terhadap iman

https://swarapendidikan.or.id/