Помимо бонусов и игр следующий шаг в нашем обзоре казино Vbet бонус за регистрацию vbetведет нас к вариантам депозита и снятию средств. Их платежные системы предлагают удобство, которое редко можно увидеть в онлайн-казино. Вы можете снимать деньги с помощью тех же платежных систем, что и для внесения, и они не взимают дополнительную комиссию за никакие транзакции.
Вы можете использовать несколько валют, включая евро, канадские доллары, австралийские доллары, доллары США, норвежские кроны и несколько криптовалют. Найти ограничения и условия не всегда легко без аккаунта, поэтому мы собрали информацию в таблицах ниже. Выберите метод, который вы знаете и которому доверяете, поскольку большинство вариантов очень похожи.
Популярные способы депозита
Казино Vbet предлагает широкий выбор вариантов депозита. Вы можете использовать кредитные карты, сторонние компании банковского перевода и несколько криптовалют. Они даже имеют собственный процессор для криптовалюты, который помогает вам конвертировать разные монеты и использовать их в своем аккаунте.
МЕТОД | MIN – MAX ДЕПОЗИТ | БЫСТРОСТЬ | КОМИССИЯ | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
---|---|---|---|---|
Visa | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Нет | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
MasterCard / Maestro | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Банковский перевод | МИН – МАКСИМАЛЬНЫЙ ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Bitcoin | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Bitcoin Cash | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Ethereum | МИН – МАКСИМАЛЬНЫЙ ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Litecoin | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Tether | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Neteller | МИН. – МАКС. ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | СНЕСИТЕ ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Skrill | МИН. – МАКС. ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Нет | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Neosurf | МИН – МАКСИМАЛЬНЫЙ ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Interac | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
EcoPayz | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Нет | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Ваучер Visa | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
iDebit | MIN – MAX ДЕПОЗИТ $10 – $4000 | БЫСТРОСТЬ Мгновенно | Никакого | СНЕСИТЕ ДЕПОЗИТ СЕЙЧАС |
Методы выплаты
Снятие средств в казино Vbet является тем же методом, что и депозиты, и казино обещает доставку в течение двух дней с помощью любой системы.
Вип-персоны высшего уровня могут потребовать значительные суммы, но казино может потребовать дополнительной проверки. Внимательно прочтите правила по снятию средств в их положениях и условиях, чтобы определить надлежащие ожидания.
PARADIGMA FILSAFAT , ILMU DAN AGAMA
Filsafat jika ditinjau lebih mendalam lagi bukan sekedar ilmu logika yang lebih mengedepankan rasionalitas, karena filsafat merupakan pondasi awal dari segala macam disiplin keilmuan yang ada. Sedangkan ilmu merupakan suatu cabang pengetahuan yang berkembang dengan sangat pesat dari waktu ke waktu. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia menggunakan ilmu seperti agama, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan lain sebagainya.
Lalu adakah hubungan antara filsafat dengan ilmu? suatu pertanyaan yang sangat mendasar mengingat kedua kata tersebut bukanlah sesuatu yang asing terdengar di kalangan masyarakat umum apalagi di kalangan akademisi. Oleh karena itu, saya akan berusaha menjabarkan pengertian filsafat dan ilmu itu sendiri.
Filsafat berasal dari kata yunani yakni Philosophia yang merupakan kata majmuk yang terdiri atas Philo dan Sophia. Philo artinya Cinta. Dalam arti luas yaitu Ingin dan karena itu lalu berusaha untuk menggapai apa yang diinginkan. Sophia artinyaKebijaksanaan. Jadi orang yang cinta kepada ilmu pengetahuan disebut Philosophosatau Filosof. Kata Philosophia ini pertamakali dikemukakan oleh Heraklitos. Menurutnya, Philosophos (ahli filsafat) harus mempunyai pengetahuan yang kuat sekali sebagai pengejawantahan dari kecintaannya kepada pengetahuan.
Jadi, secara linguistic filsafat dapat diartikan sebagai keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijaksanaan atau keinginan yang kuat untuk menjadi bijak.
Sebenarnya ada banyak sekali definisi tentang filsafat akan tetapi perbedaan-perbedaan dari definisi itu menurut Abu Bakar Ajjeh (1970:9) disebabkan karena konotasi filsafat yang juga didorong oleh keyakinan hidup masing-masing. Oleh karena itu tidak salah apabila ada asumsi yang mengatakan bahwa filsafat merupakan sesuatu yang sangat rumit dan jelimet, hal ini sesuai dengan ungkapan bahwa filsafat adalah sesuatu yang tidak akan pernah selesai.
Ilmu adalah Suatu hasil yang diperoleh oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan logis (Theo Marc. 1990.59). Ilmu adalah segala sesuatu yang yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti yang kongkrit (Atang Munaja. 1988.125). Dari pengertian-pengertian ini dapat disimpulkan bahwa ilmu dalam bentuk yang baku haruslah mempunyai paradigma (positivistic paradigm) serta metode-metode yang jelas (scientific method) yang juga dikorelasikan dengan bukti yang empiris yang mampu diterapkan secara gamblan (transparan)
Korelasi Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat yang mengedepankan eksplorasi logika yang insyaf, radikal dan bebas ternyata tidak selamanya mampu memberikan solusi terbaik kepada manusia. Filsafat dari waktu ke waktu tidak pernah mengalami kemajuan (passif). filusuf hanya bisa berfikir tanpa bisa mengekspresikan hasil pemikirannya dalam bentuk yang lebih praktis. inilah yang membingungkan. Maka lahirlah Ilmu (sains) yang menjadi cabang atau pemekaran dari filsafat itu sendiri yang tidak hanya mengandalkan kekuatan logika semata, tetapi sudah berupaya menjabarkan dengan bukti2 empiris dan rasional melalui riset-riset atau uji coba yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun lagi-lagi hal itu tidak cukup untuk menjawab dan menyelesaikan problematika kehidupan karena kerapkali dijumpai teori (ilmu) yang tidak sesuai dengan realita, pun sebaliknya, realita tidak selamanya harus dibarengi dengan teori. Oleh karena itu manusia terus mencari solusi guna menjawab tantangan-tantangan tersebut, yaitu dengan agama.
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan bagi kehidupan manusia. Agama lahir tidak dengan rasio, riset, dan uji coba belaka melainkan lahir dari proses penciptaan dzat yang berada di luar jangkauan akal manusia dan penelitian pada objek-objek tertentu. Agama menjadi titik akhir dari suatu perjalanan jauh manusia dalam mencari kepuasan hidup yang tidak bisa didapatkan dalam filsafat dan sains (ilmu).
Filsafat lahir dari ketakjuban. Inilah yang dikatakan Plato dalam Theaetetus (CPD 155d) yang dikemukakan oleh para filusuf selama berabad-abad. Ketakjuban di sini bukanlah hanya bengong dan diam belaka melainkan timbulnya rasa penasaran yang sangat kuat yang mendorong untuk mencari kepuasan dari ketakjuban tersebut, namun usaha ini tidak pernah berakhir karena filsafat tidak akan pernah berakhir selama akal manusia masih ada.
Juga sains, ia lahir dari ketakjuban para filusuf yang berusaha mencar kepuasan atas jawaban rasa penasarannya. Sains melengkapinya dengan hal-hal yang tidak hanya mengedepankan logika. Sains sudah berusaha bangkit dari ke-mandeg-an yang selama ini menjadi predikat tetap filsafat. Sains sudah mulai merambah ranah yang lebih praktis dan logis yang diperolehnya dengan berbagai cara yang cukup sistematis. Namun manusia tetap tidak dapat tenang dan bahagia hanya dengan berbekal sains dalam kehidupannya.
Dalam sains juga terdapat banyak perbedaan yang mengemuka, salahsatunya adalah perbedaan Newton dan Einstein dalam empat komponen analitis yaitu zat, gerak, ruang, dan waktu. Newton dalam bukunya Philosophiae Natural Prinsipia mathematica (1686) menganggap empat komponen itu sebagai sesuatu yang absolut. hal itu ditentang oleh Enstein dalam bukunya The Special Theory of Relativity (1905)bahwa keempat komponen tersebut adalah relatif karena tidak mungkin bisa mengukur sesuatu dengan sesuatu yang absolut.
Perbedaan ini menimbulkan bebagai macam keraguan di kalangan masyarakat umum, yang bisa menjadikan keabsrutan dan kesimpangsiuran dalam mencari solusi problematika kehidupan.
Ilmu tanpa bimbingan moral (agama) adalah buta, demikian kata Einstein. Kebutaan moral yang disebabkan ilmu daapat menjadikan manusia dalam malapetaka yang cukup besar. Dewasa ini ada terdapat kurang lebih 40.000 reaktor nuklir di seluruh dunia dengan kekuatan 1.000.000 kali bom atom yang diledakkan pihak sekutu di Hiroshima beberapa yang tahun yang lalu. Dengan kekuatan ini mudahlah manusia menghancurkan dunia , tidak banyak yang dapat kita harapkan apabila para pembuat nuklir itu berseteru dengan saling menghancurkan. Harapan kita hanya satu, mereka mempunyai sedikit kesadaran moral yang bisa membimbing keilmuan mereka untuk dapat ditransformasikan ke jalan yang benar.
Dengan beberapa kekurangan serta kelemahan filsafat dan ilmu, kita bisa menyempurnakannya dengan moral (agama) yang bisa menjadi mediator guna menyempurnakan kedua konsep tersebut utnuk bisa diaktualisasikan dalam kehidupan duniawi yang praktis. Karena agama memiliki dua unsur yang menjadi ciri khas keduanya (filsafat dan ilmu). Agama tidak hanya bersifat dogmatis belaka namun juga bisa berlogika dan memberikan pembuktian-pembuktian yang empiris, riil, logis, sistematis. Oleh karena itu nilai-nilai kebenaran yang memang menjadi ending dari filsafat dan ilmu dapat direalisasikan dengan konsep kebenaran hakiki yang dimiliki agama.
Hubungan Ilmu dan Moral
Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secaraterbuka oleh masyarakat.(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, 1990, hal. 237). Jikalau hasil penemuan perseorangan tersebut memenuhi syarat-syarat keilmuan maka ia akan diterimasebagai bagian dari kumpulan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan dalam masyarakat.
Moral merupakan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan kebenaran, diperlukankeberanian moral. Moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah. (Jujun S. Suriasumantri, FilsafatIlmu, 1990, hal. 234 – 235).
Pada kenyataan sekarang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangattergantung kepada ilmu dan teknologi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan maka pemenuhankebutuhan hidup manusia dapat dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah. Dengandiciptakannya peralatan teknologi dibidang kesehatan, transportasi, pendidikan dankomunikasi, maka mempermudah manusia dalam menyelesaikan pekerjaan untuk pemenuhankebutuhan hidupnya. Namun dalam kenyataan apak ilmu selalu merupakan berkah, terbebasdari hal-hal negatif yang membawa malapetaka dan kesengsaraan?
Sejak dalam tahap pertumbuhannya ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang.Ilmu bukan saja digunakan untuk mengusai alam melainkan juga untuk memerangi sesamamanusia dan mengusai mereka. Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yangmemberikan kemudahan bagi kehidupan manusia melainkan dia berada untuk tujuaneksistensinya sendiri.
Dewasa ini ilmu bahkan sudah berada di ambang kemajuan yang mempengaruhireproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Jadi bukan saja menimbulkan gejaladehumanisasi namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain, ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapaitujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri,atau dengan perkataan lain ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusiamencapai tujuan hidupnya, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu, 1990, hal. 231).
Sejak saat pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moralnamun dalam perspektif. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentangkesemestaan alam dan menemukan bahwa ³bumi yang mengelilingi matahari´dan bukansebaliknya seperti yang dinyatakan oleh ajaran agama, maka timbullah interaksi antara ilmudan moral (yang bersumber pada ajaran agama). Dari hal tersebut timbullah konflik yang bersumber pada penafsiran metafisik ini yang berkulminasi pada pengadilan inkuisisi Galileo pada tahun 1633. Pengadilan inkuisisi Galileo ini selama kurang lebih dua setengah abadmempengaruhi proses perkembangan berfikir di Eropa, pada dasarnya mencerminkan pertarungan antara ilmu yang terbebas dari nilai-nilai diluar bidang keilmuan dan ajaran-ajaran di luar bidang keilmuan yang ingin menjadikan nilai-nilainya sebagai penafsiranmetafisik keilmuan.Dalam kurun ini para ilmuwan berjuang untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan penafsiran alam sebagaimana adanya dengan semboyan: Ilmu yang Bebas Nilai! Setelah pertarungan kurang lebih dua ratus lima puluh tahun maka para ilmuwan mendapatkankemenangan. Setelah saat itu ilmu memperoleh otonomi dalam melakukan penelitiannyadalam rangka mempelajari alam sebagaimana adanya.
Dalam perkembangan selanjutnya ilmu dan teknologi tidak selamanya berjalansesuai dengan yang diharapkan yaitu dalam rangka mensejahterakan kehidupan manusia.Masalah teknologi telah mengakibatkan proses dehumanisasi. Dari perkembangan ilmu danteknologi dihadapkan dengan moral, para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat.Golongan pertama ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilmu secara total seperti pada eraGalileo sedangkan golongan kedua mencoba menyesuaikan kenetralan ilmu secara pragmatis berdasarkan perkembangan ilmu dan masyarakat. Golongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal yakni: (1) Ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif olehmanusia yang dibuktikan dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan; (2) Ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esoterik sehinggakaum ilmuwan lebih mengatahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi penyalagunaan; dan (3) Ilmu telah berkembang sedemikian rupa di mana terdapatkemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakikiseperti pada kasus revolusi genetika dan teknik perubahan sosial
(sosial engineering).
Berdasarkan ketiga hal ini maka golongan kedua berpendapat bahwa ilmu secara moral harusditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikatkemanusiaan.